Saturday, January 28, 2006

this is it!

A lot of brand new things, experiences and involvement.
A start for a never ending wander and exploration, I believe but it has to end in one extent, forget the link, connection, and the plans in the head.
You will just never know (thus do not say NO, I cant) until you are there in the circle. People are ordinary people.

Welcome me, welcome you Muhy, see you in the circle in this circle of life.

felt so small, but was blown up in the surface though!
Outreach building, 04:26 PM.

Monday, January 23, 2006

Yokohama message

The impact of natural disasters is on the rise. Death, injury and economic ruin caused by disasters are avoidable. Countries should make natural disaster reduction part of their development plans; otherwise, progress in social and economic development will continue to be eroded by recurring disasters.

This is the essence of the Yokohama Message, Strategy and Plan of Action. It is the collective effort of 155 countries and territories which attended the World Conference on Natural Disaster Reduction, convened in Yokohama, Japan from 23-27 May 1994. National, regional and international groups discussed measures to reduce the toll of disasters in our world today, and how to generate the will for sustainable, long-term approaches to disaster reduction.

The conference served as a mid-decade review of what the scientific and technical community, national governments, regional bodies and the international organizations have done to prevent, mitigate or prepare for disasters. Both the mid-term assessment and direction for the future are summed up in the Yokohama Message, Strategy and Plan of Action.

(by Olavi Elo, Secretary General, World Conference on Natural Disaster Reduction)

The Yokohama message

* Those affected most are the poor and the socially disadvantaged in developing countries as they are the least equipped to cope with the situation.

** Disaster Prevention, mitigation and preparedness are better than disaster response.

*** Disaster response alone yields temporary relief at a very high cost.

**** Prevention contributes to lasting improvement in safety.

----
I browsed for some facts and theories for my work and self enrichment when I found the three messages the above. My eyes were caught in the first message that those affected most are the poor and the socially disadvantages people. The poor, yes it was the poor that made me think more, look further ahead and imagine some faces on the bank of the river.
'Are those kind of people really working for the poor? or for their career? or for their name? or for money? or for meeting the requirement of the funding? or all are mixed? and what is the essense of being not poor? or the essesnse being poor? do you know how to deal with poor, omitting all environmental aspects? neglecting all regulation? coping with all the disasters?'
'i have lived here for tens of years and who are you coming here diverting our line kind of life?'
huh again!, not that far, not that far. and come again: 'is it fool to be a fool?, is it stupid to be stupid?'

but I mean it for one thing: are we people working for the poor? or for a big house? or luxurious apartment with kids studying in international school? hmmm....


just playing. it should not be, not be. (and the signature theory of my friend does work!)
23 january 2006, 03:52 pm.
+ i am poor no more +

pernikahan (dini)

ucapan itu masih terngiang di benak ku, kawan, dua belas tahun padahal sudah berlalu. 'di usia tiga puluh tahun saya akan menikah dan memiliki keluarga yang bahagia, ditemani suami yang sabar dan bertanggung jawab, sepanjang hari'.
pagi ini kamu menyapaku di pagi hari buta, bertanya 'berapa umurmu sekarang', dan kujawab dengan candaan seperti biasa (dan menurutmu saya selalu menjawab pertanyaan-pertanyaanmu dengan candaan yang susah ditebak arahnya kemana, hahaha) 'dua puluh enam tahun'. 'apa? kamu bohong!'. yah jelas saja, umur kita tidak jauh berbeda, kita di kelas yang sama di sekolah yang sama, so umur kita gak jauh beda lah.

'aku hamil hy', sama bule amerika yang kubilang charming dan bertanggung jawab itu'. 'Iya, dia bertanggung jawab kok, dan mau menikahi saya sekarang ini'. 'Saya lagi di Singapur sekarang, mau transit dua hari sebelum ke Indonesia untuk melangsungkan semuanya'. Bruk!, ambruk lah saya. Salah satu simpanan buat jadi istri akan lepas. Konyol memang mengharapkan guyonan-guyonan itu menjadi nyata, seperti kenyataan di obrolan-obrolan kita di yahoo messenger, sepanjang hari.
Dalam hatiku, ternyata kamu ternyata tidak bisa tegas sama dirimu sendiri. Dinginnya Paris bagus buat bercinta, dan guyonan iyu benar-benar terjadi. Sekali lepas, lepas lah semuanya. Hahaha, guyonan-guyonan sex mu ternyata benar-benar nyata adanya sekarang.

Yah, selamat, selamat. menghadiri? nanti dulu, tidak bisa janji!. Ngapain juga?
Akhirnya kamu menikah, di usia yang belum pantas buat kamu (hah?). Pernikahan dini kumenyebutnya, dengan perut yang sudah berisi. Kamu seperti anak-anak sophomore, hari gini masih kecolongan? hahahaha. Ingat cerita tentang jaman dimana internet sudah masuk ke desa-desa, pacarmu masih hamil juga? hahaha. Nah lo, sekarang kamu!. Siapa lagi nanti?

Huh!

pikiran siang Buat kamu, dan teman-teman gadisku.
bkk 12120, 23 januari 2006, 01:57 pm

Thursday, January 19, 2006

corridor

needing not that walk, requiring no light under it, wanting no waving around it, but requiring the exercise on the feet, like hands' paddling on the open sea, no other hands and feet are around but the sole selected ones, only.

merely that, and happy questioning!

bangkok 19 january 2006, 01:11 pm

Wednesday, January 18, 2006

bayangan pagi

sex bebas, sex bebas...

Bayangan-bayangan subuh itu masih terus ada dalam patriku, nyai. Keringat dan peluh dan semua zat cair lainnya telah bercampur dan mengering! Tubuh gadis molek itu masih tergeletak lemah tak berdaya, dan lelaki berbadan tegap itu masih bercermin dan menikmati kegagahan-kegagahan yang telah dia buat. Jangan tanya berapa, pertanyaan tolol, dan nyai itu masih menangis ketika mendengar jawaban jawaban datar dariku, si lelaki itu. Sudahlah, jangan tanya lagi, datar dia menjawab. 'Aku cinta kamu karena kamu'.
kabut pagi ini membawa awang-awangku di suatu subuh berkabut di benua sana. Kudorong kaca dan kubawa dengan sadar badanku ke sebuah space dua kali satu meter, dan menikmati kabut di pagi hari, sungguh kabut, Nyai, dan tak bisa kulihat apapun kecuali tiang-tiang sport center yang tinggi itu, menjulang, seperti menjulangnya tengkuk mu waktu kucium di leher, menggeliat.


Pagi jam 8.30 ini sungguh berkabut, gelap, dan Gila, pagi-pagi si anak muda sebelah kamar itu bercinta hebat sekali, kedengaran dan TERLIHAT dengan jelas dari balkonku!


Chateau Bangkok 832. 09.39 AM.

Monday, January 16, 2006

jangan keras-keras!

Eh mas, itu tuh laptop, bukan mesin ketik. Ya pelan pelan dong mencet kibor nya. Mengganggu telinga tau'! Gila aja, kedengaran sampe sini. Tapi lumayan lah mas, mas bikin saya ketawa di pagi-pagi.
Eh mas, saya yakin ndak lama lagi laptop itu akan dibawa ke service center.

'Kampung'!

10:00 AM. Mas dari 'kampung' mana?

Friday, January 13, 2006

adpc

The Asian Disaster Preparedness Center (ADPC) is a non-profit organization supporting the advancement of safer communities and sustainable development, through implementing programs and projects that reduce the impact of disasters upon countries and communities in Asia and the Pacific, by:

* Developing and enhancing sustainable institutional disaster risk management capacities, frameworks and mechanisms, and supporting the development and implementation of government policies;

** facilitating the dissemination and exchange of disaster risk management expertise, experience and information; and

*** raising awareness and enhancing disaster risk management knowledge and skills.

Since its establishment in 1986, ADPC programs demonstrate a wide diversity in application, address all types of disasters, and cover all aspects of the disaster management spectrum- from prevention and mitigation, through preparedness and response, to reconstruction and rehabilitation. The center has been continually adapting its approach to caater more effectively to the specific needs of Asian countries. Today, ADPC is a focal point for raising disaster awareness and a leading prmoter of total risk management in Asia and the Pacific.

The primary activities of ADPC include training and education, technical servies, information, research, networking support, partnership development, advocacy and regional program management.



outreach building, 09:41 AM

Thursday, January 12, 2006

Pengemis

Satu hal yang jarang (bahkan tidak pernah kulihat) beberapa hari terakhir ini adalah orang pakaian compang camping (bahasanya SD banget) memperlihatkan PALM dan meminta-minta, mulai meminta minta sambil memperlihatkan muka penuh derita. Anak kecil dalam gendongan pun, apalagi. Pemerintah nya bisa dibilang bolehlah dalam hal penertiban penertiban seperti itu. Makanya, jangan harap membawa kondisi traffic light dari sana ke sini, penuh dengan orang berlari-lari mengejar setiap mobil yang berhenti, beruntung jika orang-orang dari kapak merah tidak mampir. Buang bayangan itu jauh jauh.

Aha, ternyata pengemis type lain yang kutemui. Mereka sangat harum dan bersembunyi dalam kantor kantor mewah dibungkus sebuah nama yang membuat mulut bisa menganga dan 'menyemburkan' kata wow. Tidak ada bedanya dengan pengemis-pengemis di pinggir jalan yang memburu-buru mobil mobil (mewah) dan menengadahkan tangan, dengan alasan kemanusiaan (sampai sekarang saya masih belum mengerti dan percaya jika tiap sore ada satu dua orang yang mengumpulkan uang-uang yang diperoleh dan berkata: bayi nya di buat lebih kumuh lagi dong!). Perlu sebuah pengakuan langsung dari mulut mulut si aktor jalanan itu.
Disisi lain, itu sudah pasti. bedanya bukan sekala hari, tapi bulan, tiga bulan, enam bulan atau setahun. Tiga tahunan pun hal yang lazim, sama lazimnya dengan lari lari mengejar tumpahan dollars buat sebuah proyek yang mengatasnamakan manusia. Beda yang lain, bukan PALM yang di andalkan, tapi dengan design graphic yang bagus, kertas yang wah, dan dihiasi dengan kata-kata indah didalamnya dengan struktur bahasa dan pemilihan kata yang sangat sempurna. Duh, dunia ini, dan istilah kemanusiaan selalu jadi alasan, peluru dan senjata buat hidup.

buat semua pengemis.

pathumthani, 12 januari 2006, 10:30 AM.

Monday, January 09, 2006

selamat gabungan

Dear you,

tidak sopan mengatakan itu. Jalan kamu berbeda dengan jalan orang-orang lain. Pijakan-pijakan yang kamu buat dan torehan-orehan air mata yang kamu buat, sangat berbeda dengan manusia manusia lain di belahan bumi ini, dan itu membuat orang menjadi sedikit dengki: kamu cantik, pintar, luwes, baik hati, ramah, kreatif, dan berani menikah di usia muda; suatu hal yang mungkin dihindari oleh wanita wanita jaman sekarang yang saya kenal. mungkin lho yah, mungkin juga karena karier yang menghalangi, atau terhalangi oleh karier, atau keduanya telah bercampur baur menjadi satu. Kamu punya karir dan punya status sosial, dan penghargaan dari orang-orang disekelilingmu yag melihatmu dengan tatapan yang dalam setelah langkah-langkah mu kehilangan suaranya. Dengan suara hembusan nafas yang keluar dari lubang hidungnya yang bermakna (mungkin lho yah): Alangkah beruntungnya suami dia.

Mutiara-mutiara yang kamu simpan menghancurkan hatiku, tau! Setelah tahu impian-impian yang terpelihara dalam patri mu, tersimpan dan tetap membara dan meletup-letup dalam setiap aliran darahmu. Kamu tidak tahu, betapa saya mengagumi aliran-aliran darah itu, yang senantiasa terasa dalam setiap langkahku, dalam setiap denyut nadiku: buat semua percakapan-percakapan di masa lalu kita, kamu masih ingat?. Yah, kamu akan terus memberi warna dalam tatapan-tatapan saya yang jauh kedepan!

Langkah-langkah ini semakin hari semakin kecil, karena perut yang semakin besar?, bukan, bukan karena itu, tapi lebih karena jalan-jalannya semakin sempit, dan kita tidak bisa berjalan sambil melambai-laambaikan tangan kita ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke bawah. Emang bisa melambaikan tangan ke bawah? monyet kali yah, hehehe.

Tidak ada alasan, hilangkan itu dalam hatimu. Jangan biarkan kata 'terlambat kamu' atau 'ah, kamu payah, terlambat datang kepadaku' terus menjadi hantu. hahaha, kamu telah menjadi hantu yang sukses buat diriku, membuatku memiliki beberapa kunci-kunci untuk mencari dia. Terima kasih, kamu akan merasakan kasih itu secepatnya. Hah, kamu lupa satu hal yang selalu membuatku menangis. Durian itu belum habis, dan masih membaui kamarku, kamar asli dan kamar virtual. Yakinlah, kamu akan mengatakan 'oh, maafkan telah menanyakannya' setelah mendengarkan rationale ku. Bukan karena kesendirian, tapi karena kebodohan, atau kesalahan yang saya sendiri tidak mengerti. Outputnya? ah, kamu akan tertaawa mendengarkannya, terbahak-bahak dan akan menangis setelah itu.
Peluk saya, karena saya mengagumimu.

Selamat tahun baru, Selamat Iedul Adha, saya rindu tempat itu setelah sholat, malam hari, dan kita berjalan sambil bercerita, sambil makan lumpia goreng.


Bangkok, 09 January 2006, 04:58 PM.
Hanya karena salah prosedur (dan waktu), lain tidak!