Tuesday, May 30, 2006

Indonesia Earthquake: How to help

This online-how-to-help Indonesia Eartquake is taken from a page of my friend who did a small research for people who want to help victims of Indonesia earthquake from a distance. Referring to what is written in her page Please forward to any potential donators, I am forwarding this to all of you who might be interested or who might extend this message.

Thanks for your fingers Mer and may all of us be blessed!


----------------------------------
I made this 'call' mainly for those who want to donate from outside Indonesia. Please forward to any potential donators.

The magnitude-6.3 quake hit Indonesia (Central Java) on Saturday, May 26, 2006, flattened many buildings and killing more than 5,000 people. This nation's worst disaster since the 2004 tsunami also wounded thousands more. Hundreds of thousands are displaced. They need medical assistance, food, clean water, and shelters.

How you can help?

You can help the earthquake victims by making a financial donation to any of the following charities below.

I have done a small research and found out that these are established and trusted organizations. Those located in the US are registered as public charity with 501 (c) (3) status. All of them have specifically appealed for donation for Indonesian Earthquake of May 2006.

Indonesia Relief
Click here to donate online (tax deductible)
Website: http://www.indonesiarelief.org/
Check:
Payable to: Indonesian Embassy
Send to: Indonesian Embassy c/o Mrs. Nino Kodirun
Mailing Address: 2020 Massachusetts Ave, Washington, DC 20036
Wire Transfer:
Account name: Dana Bantuan (Fund Assistance)
Account Number : 0019-2153-1110
Memo: Yogyakarta Relief Fund
Address: Bank of America
730 15th Street, NW 7th Floor – Washington DC, 20005

Save the Children

Click here to donate online (tax deductible)
Website: http://www.savethechildren.org
800-728-3843
Mailing Address: 54 Wilton Road, Westport, CT, 06880

Lutheran World Relief
Click here to donate online (tax deductible)
Website: http://www.lwr.org/
Mailing Address: Lutheran World Relief, Indonesia Earthquake, P.O. Box 17061, Baltimore, MD 21298-9832

American Red Cross:
Click here to donate online (tax deductible)
Website: http://american.redcross.org/
Donate by phone: 1-800-REDCROSS (1-800-733-2767) or (1-800-435-7669) for English; 1-800-257-7575 for Spanish
Donate by mail:
American Red Cross, P.O. Box 37243, Washington, D.C. 20013 (when mailing a check, please indicate your designation -- Indonesian earthquake -- on the check's memo line

Australian Red Cross
Click here to donate online
Website: http://www.redcross.org.au/

Oxfam
United States:
Click here to donate online (tax deductible)
Website: http://www.oxfamamerica.org/
United Kingdom:
Click here to donate online
Canada:
Click here to donate online
Website: http://www.oxfam.ca/

Direct Relief International
Click here to donate online (tax deductible)
Website: http://www.directrelief.org/

International Medical Corps
Click here to donate online (tax deductible)
Website: http://www.imcworldwide.org/index.shtml

Mercy Corps
Click here to donate online (tax deductible)
Website: http://www.mercycorps.org/
Donate by Phone: 1 (888) 256-1900 (toll-free)
Donate by Mai: Mercy Corps, Dept W, PO Box 2669, Portland OR 97208

Canada Relief Foundation
Click here to donate online
Website: http://www.canadianrelief.ca/

Uplift International
Click here to donate online (tax deductible)
Website: http://www.upliftinternational.org/

Plan USA
Click here to donate online (tax deductible)
Website: http://www.planusa.org

Church World Service
Click here to donate online (tax deductible)
Website: http://www.churchworldservice.org


WALHI Friends of the Earth Indonesia

Send your donation to this account:
Name on Account : Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
Account No. : 3-000026-173
Name of Bank : Citibank
Branch : Menara Citibank
Address : Jln. Metro Pondok Indah Kavling II/BA, No. 1, Jakarta, INDONESIA
Swift Code : CITI IDJX
Website: http://www.eng.walhi.or.id/

Wednesday, May 24, 2006

berganti musim

teriak-teriak dan protes pun, tak akan pernah bisa merontokkan daun-daun kuning yang sedang lemah tertancap di ranting-ranting itu, pun tak akan pernah bisa merubah warna kuning menjadi hijau kembali, dan pun tak akan pernah bisa merubah akar-akar pohon itu menjadi serabut dari tidak serabut, atau dari tidak serabut menjadi serabut, seperti serabut nya teriakan-teriakan semu yang tak pernah terlontar, atau terlontar namun pental, tak ada guna. terduduk lemah dibawah pohon itu, memandangi lemahnya daun-daun kuning yang tak semangat untuk tertancap, atau tak semangat untuk jatuh, pasrah, lemah, memandangi ketidakserabutan dari suatu sistem yang sudah serabut by default, melihat dan hanya melihat, berjalan diatasnya. aku teriak dan protes, namun serabut tetap akan menjadi serabut, kuning tak akan pernah berubah menjadi hijau jikalau musim tak habis atau jika hidup di musim yang baru.

musim semu yang tak berhenti bersemi, bangkok 24 mei 2006, 10:04 am.

Tuesday, May 23, 2006

Two in one on the beach




Hua Hin Jazz Festival 2006 will be held on the 2nd to the 4th of June. The 5th annual Hua Hin Jazz Festival is due to take place again, and some details have now been announced. Last year more than 20,000 people descended on Hua Hin to experience 'Jazz On The Beach', and the event is becoming a landmark on the music calendar worldwide. This year more big names have agreed to appear, with Bill Bruford being one of the best known, Malene Mortensen being another.

More details can be found here. So, wanna go Jazzy with me?

Monday, May 22, 2006

titik-titik

sepertinya akan menjadi sambungan titik-titik yang tak pernah berakhir, dan tak akan pernah tersambung, yang mungkin harus diganti dengan simbol kotak-kotak, atau simbol segitiga. semuanya akan berasa sama; garis nya yang harus diganti, bukan simbol-simbol dot-dot-dot itu.

gelisah pagi, 11;05 AM

Sunday, May 21, 2006

an ad




just an ad..

Friday, May 19, 2006

mengganggu sistem

awang-awang terus berjalan mendekat, menjauh, berdiri, duduk, dan tidur denganku dibalik semua kain-kain yang melekat dan diberi bau oleh tubuh coklatku yang tak akan pernah bisa berhenti mencela, menghela, menarik nafas panjang, meludah, mengutuk, dan menangis karena sebuah tinggi yang tak bisa dipendekkan oleh tangan, kaki, palu, bomb, kecuali mata, hati dan perasaan yang tak akan pernah bisa berhenti bergolak, mengutuk, dan menjauh dari damai akhir yang terus dipertanyakan, diragukan, dan diganti oleh sebuah temporaritas yang sederhana, mengikat, dan terus menguat dan menjauh dari sebuah damai akhir yang tak akan pernah muncul dengan sendirinya tapi dengan kekuatan yang sulit dikumpulkan dari dalam hati, otak, jantung, dan dialirkan didalam merah darah yang tak akan pernah berwarna merah, putih, dan biru seperti warna-warna awang-awang yang terus mendera di dua benua dengan tiga warna identik: merah, putih, biru sebiru dinginnya hati yang terus menolak kedamaian sementara dunia digantikan oleh temporaritas yang tak akan pernah berhenti dikumandangkan dan putih seperti kemauan keras untuk ber-kembali berwarna putih untuk memulai semua hal dengan warna baru yang akan mengganti warna putih itu, tidak dengan merah, tidak dengan biru, tidak dengan warna-warna awang-awang yang tak akan pernah berhenti menderu-dera dan berkicau-kicau, mengganggu pikiran dan hati, membangun dan merusak semua sistem.

berwarna aku di pathumthani, 19 mei 2006, 01:40 pm

830-530




I call it a silver corner, a corner of inspiration, a corner of dreams, and a corner of everything, it is really in the corner.

in this corner, 10:59 am.

Thursday, May 18, 2006

akumulasi awal

lambaian tangan ku itu masih terlihat jelas dibawah sinaran lampu jalan utama yang ramai itu di kota ini. Jatuhan-jatuhan air dari atas malah menambah kekuatan untuk mengubah tangisan-tangisan sore menjadi tawa-tawa kecil di malam hari. Aku menertawakan sifat pelupa mu di tengah malam itu, tertawa melihat compatibility yang kita bisa masukkan kedalamnya satu sama lain; kamu tahu aku, bukan?
kita tertawa dan saling memandang satu sama lain, puas dengan sepiring kari kepiting yang kita berdua habiskan dengan keringat dan tawa-tawa kecil, sama dengan aliran-aliran keringat yang kita buat di malam-malam itu, lari kecil dan tersenyum kecil buat sebuah kepenatan.
'aku ingin menunjukkan ke dunia kalau aku memiliki kamu'
'tapi sepertinya tidak mungkin, paman ku yang totok itu pasti akan mengutukku sebagai sebuah generasi yang tak pantas dilahirkan dua puluh enam tahun yang lalu'
'kita tunjukkan saja ke orang-orang yang sedang duduk di restoran itu, ke orang-orang yang sedang menunggu redanya hujan'
'kamu mau?'
'bukannya kamu orang indonesia? melakukannya di depan umum, bukannya?'
'kalau kamu berani'
'serius?'
'ayo, tunjukkan ke orang-orang itu'

aku tak akan berharap dengan hal seperti itu, seperti dalam lagu yang sering kita dengarkan di tempat mewah itu, crazy things that (i) we do.
aku tersenyum kecil dengan mulut terbuka, percaya akan hal kecil yang aku ajari, yang menurutmu telah kamu pahami: dos and donts.
'aku tak ingin bersembunyi, capek'
'aku ingin menunjukkan ke klan ku yang membuat kota sendiri dalam kota ini'
'aku ingin lari'.

seyuman kecil mu itu menghapus semua kenangan buruk di depan pintu nomer 181 mu.
aku ingat raut wajahmu yang kau perlihatkan kepadaku, panik.
'aku lupa kunci apartemen ku di kantor'
'hehehe'
'kamu kenapa tenang?'
'aku suka prosesnya'
'lalu gimana?'
'yah, balik ke chiangrak, tak ada jalan lagi'
'tapi aku gengsi, mungkin gengsi'

sepertinya destiny membawa kita untuk bersama-sama dalam beberapa jam itu.

kamu memanggilku dengan mata kecilmu, menarik tanganku dan memegang rambutku yang cepak.
'tidak apa-apa, saya cuman tak ingin bersembunyi lagi'
'aku benci klan ku'
'aku suka klan mu'
'karena kamu berasal dari klan mu'
'aku suka indonesia'
'kamu mau tinggal di indonesia?'
'aku mungkin nanti harus meneruskan bisnis keluarga ku'

kamu melihat dalam ke hitam kulitku, membingungkan diri sendiri dengan hal-hal yang seharusnya kita hadapi, bukan lari.
'aku ingin menyewa interpreter dan membayarnya semua buat tulisan-tulisanmu'
'gak semua orang bisa melakukannya'

aku melihatmu berjalan menjauhiku, dengan sempoyongan dan bayangan malam-malam yang telah kita lalui. entah kapan kita akan berada dalam episode yang sama.
'kamu mau pesan apa dari jerman? kakakku akan datang besok lusa'
'sampai awal bulan depan'
'aku mungkin akan berkonsentrasi dengan dia'
'kamu tidak boleh kesini, ingat dia totok juga dengan klan ku?'
'dia akan membunuhku dan mengungkit-ngungkit semua jasa keluarga yang telah menyekolahkanku di sekolah bisnis termahal di negara sana'
'aku sekolah di sekolah murah, btw'

dan aku melihatmu di siang ini, lewat layar kecil. entahlah, mungkin untuk beberapa ratus jam kedepan, di akumulasikan di awal.

aku rindu kamu.
bangkok, 18 mei 2006, 06:19 pm.

Wednesday, May 17, 2006

tidak kompatibel

aku tahu benar betapa tetesan-tetesan itu, apalagi aliran-alirannya, tak akan pernah terlihat keluar dari kedua mata kecil mu itu. kamu menumpahkan semuanya ke kulitku, membuatnya bercampur dengan butiran-butiran dan kristal kristal bening yang sulit tumpah, meskipun secara alami selalu ada disana dengan luncurannya yang berwarna coklat itu, pekat dan besar. aku seakan bermimpi melihat semua tetesan-tetesan itu berubah menjadi aliran-aliran yang deras dan tak berhenti dalam hitungan beberapa ratus menit, menundukkan kepala mu di jenjangan bagian tubuh.
aku menyebutnya dua dunia yang tak akan pernah bisa menjadi satu, yang kita coba satukan dengan dua upaya yang berbeda, yang tidak compatible, because the incompatibility is there, which does matter most.
sungguh susah berbesar hati mengobservasi bagaimana kita hidup dan berkembang, dan proses yang membuat kita menjadi seperti sekarang, bagaikan dua aliran sungai yang bertemu dalam satu branch, menyatukan sedimen-sedimen yang dialirkan oleh dua branches itu, yang salah satunya mungkin telah berisi bekuan-bekuan magma dan keras piroklastik yang ditumpahkan oleh gunung merapi sana, berkobar seperti sekarang dan siap menumpahkan semua nya, semuanya hampir telah tertumpahkan; bukan dengan aliran-aliran lava, magma, atau lapili-lapili dan ash-ash, melainkan dengan tetesan-tetesan ha dua o yang berubah menjadi aliran-aliran kecil yang kita hapus. sungguh tak adil (there is no fairness in this world as you said), begitu mudahnya kita menghapus dan mengeringkan tetesan-tetesan yang sungguh tak mudah keluar dari kedua kelopak mata kecilmu itu.

aku sekarang sadar bahwa proses membesarkan aku dan cara aku melihat semuanya tidak kompatibel dengan romantisme cara bangsamu, cara klanmu dan cara mu sendiri. kebenaran-kebenaran itu akan selalu salah, sama salahnya (atau kelirunya? atau caranya yang keliru?) dengan kebenaran-kebenaran romantisme cara bangsamu, klanmu dan kamu. Aku menyebutnya proses menyatukan dua otak, yang prosesnya selalu ada disana, proses yang selalu harus mengalah dengan mengerti dua cara yang berbeda, akan dua hal cara yang tidak compatibel, tidak klik.

ultimatum itu akan jatuh dalam dua kali check-in penerbangan internasional rute asia tenggara ke selatan ke tenggara, dan aku sudah bisa merasakan kebencian akan ketidakadilan, atau ketidakpuasan, atau kelebihan cara melihat sesuatu yang berlebihan yang sungguh mungkin akan membunuhku kali ini, object cinta yang tak diberikan restu; karena klan, karena satu kata: perbedaan.

sungguh sang kuasa, jangan bunuh aku dengan membuatku membunuh semua ini, bukan karena alasan cinta, tapi karena aku bukan seorang pembunuh, seorang pembunuh rasa.


moo 17 chiangrak road pathumthani, 16-17 mei 2006, 11.00pm - 08.30 am.
how i wished i could have given time for myself too.

Tuesday, May 16, 2006

tak berujung

'Cinta itu ada jika kedua pihak berkembang, jika kedua nya grow'
'you grow, while I dont'
'kamu berkembang dan belajar dari aku, sedang aku, aku pikir tidak'
'kamu belajar banyak hal, jangan malu mengakui itu'
'kenapa kamu mencintai aku?, i am such a numb, i am crazy'
'karena kamu membuka mata saya, kamu membuat saya belajar'
'tentang apa?'
'tentang kamu'
'tapi kamu tak akan pernah masuk ke dalam duniaku'
'kamu pikir kamu bisa masuk ke duniaku?'
kamu tersenyum dan mata kecilmu itu menjadi tertutup.
'aku capek bersembunyi dari klan ku'
'mereka akan jadi gila jika tahu semua hal ini, mencintai seorang kamu'
'do you love me?'
'i dont know, sometimes i do'
'kenapa kadang kamu tidak mencintaiku?'
'kamu menyakitiku kadang-kadang'
'dan kadang kamu sangat lovely and sweet'
'waktu makan malam itu, aku berfikir kamu mempunyai preference yang lain to order'
'aku pikir kamu telah tahu hal-hal dasar dalam sebuah hubungan'
'jika dalam sebuah hubungan, selalu lah berfikir tentang dua, bukan cuma satu'
'when you are in a relationship, always think two, not one'
'itu cara kamu, mungkin cara saya beda'
'ingat kita besar di dunia yang berbeda'
'there are two mind, not only one'
'dan we are to unite or to syncronize the two'
'aku pun sering sakit karena kamu, tapi aku menganggapnya bagian dari mengetahui satu sama lain'
'entah lah, mungkin baru sekali ini aku merasakan perasaan seperti ini'
'aku dulu nya numb, dan mungkin juga sekarang'
'so, kenapa kamu mencintai aku?'
'aku tidak tahu, perasaan itu adalah hal yang tidak bisa dijelaskan, its there'
'aku senang bisa punya perasaan ini, dan aku bisa mengekspresikannya'
'please dont block me doing that'
'i am not blocking you'
'sometimes you do'
kulihat tetesan kecil itu keluar dari mata kecil mu, di sela-sela bulu mata mu yang sangat tipis. 'aku capek bersembunyi dari keluargaku, dari klan ku'.
aku mencium pipi kamu, hangat dan mesra. 'aku bahagia dengan semua ini'
'dont you dare take my happiness'
'bagaimana jika aku mati besok?'
'jangan katakan itu'
'saya hanya ingin tahu apakah kamu menangis jika aku mati?'
'dont say that'
'kamu janji tidak akan bercerita ke keluarga klan saya tentang semua ini?'
'karena aku bukan seseorang dari klan kamu?'
'ibu-ku telah menawarkan beberapa orang yang katanya sepadan dan se-kelas dan aku menolak semuanya'
'tapi bukan karena aku'
'karena aku numb'
'apa salahnya jika dia tahu?, toh aku hanya seorang dari agama dan negara yang berbeda'
'itu masalahnya'
'mungkin aku lebih baik mati saja'
'atau kita mati berdua saja'
'dont say that'
aku tiba-tiba mengalihkan tubuhku dari pelukan kamu
'maafkan aku memaksamu berfikir seperti itu'
'kamu tahu novel norwegian wood'
'kamu tidak tahu kalau kakak ku sekarang ada di jepang? dan dia memberikanku novel itu hampir setahun yang lalu'
'kamu belajar dari sana?'
'itu seperti refleksi diriku, berpindah dari satu orang ke orang lain'
'orang lain juga seperti itu'
'tapi aku tidak memasukkan cinta kedalamnya'
'ke aku?'
'aku tidak tahu'
'jika kamu berasal dari klanku, aku akan berjuang buat kamu'
'dan kita akan membangun istana dengan desain kamu itu?'
'aku akan senang melihatmu menata semuanya, melihat pikiranmu bekerja'

kamu mengecup aku dengan mesra, tidak ada yang fair di dunia ini.
'of course there is'
'no'
'yes'
'tell me some'
'kita tidur dalam satu kamar di dalam apartemen dua kamar ini'
'satu kamar di sebelah ini kosong'
'sementara di luar sana banyak orang yang tidak memiliki rumah'
'itu fair menurutmu?'
'so, tell me if there is still fairness in this world'
'if you want something, work for it, try your best, you will get it, with pray of course'
'tapi tidak semua orang mengalami hal yang sama'
'berapa persen orang-orang disekeliling mu yang mengalami hal itu?'
'aku contohnya, aku percaya itu'
'kamu orang beruntung'
'dont say that'
'saya hanya tidak ingin sakit dalam dunia ini'
'saya ingin menikmati positif-positif dari semua hal'
'makanya aku tidak akan pernah memusingkan hal-hal kecil, bodoh amat'
'that is you'
'and?'
'tidak apa-apa, kamu terlalu positif untuk semua hal'
'kamu tidak pernah berfikir tentang hal-hal buruk dari sebuah atau banyak hal?'
'tentu, tapi aku tidak ingin terganggu dengan hal-hal buruk itu'
'mungkin aku terlalu positif'
'you are'
'or you are being sceptic of all things'
'i dont know'

aku menikmati percakapan-percakapan yang menyatukan dua hal yang berbeda, atau menguatkan dua hal yang telah sama di jalur yang sama. aku berani meneteskan air mata di depanmu untuk semua hal yang kita bagi, dan untuk sebuah perasaan yang aku bisa miliki dan bisa aku ekspresikan.
'kamu terlalu baik untuk menjadi seorang manusia'
'aku percaya akan lingkaran kebaikan'
'tapi kamu tidak seharusnya mempercayai manusia'
'kamu manusia dan aku mempercayai kamu'
'aku mencintai kamu'

radio dengan installed sound system yang bagus itu memutar track nomor 15.
'kamu tahu lagu ini mengingatkan saya ke kamu dan ke bangunan ini?'

it took a while for me to see how special you have been treating me
may be thats the reason why i love you
with all the crazy things that I do; you are still here.
no one else can make me feel like you do.


delapan dua puluh tiga ante meridium dan disana orang-orang sedang menyalakan mesin-mesin nya di waktu sekarang. percakapan-percakapan itu masih saja belum selesai, dan tidak akan selesai, aku terbangun dengan sesak.

jalan sukumvhit lantai sekian puluh sekian bangkok, 16 mei 2006, 12:06 pm.

Saturday, May 13, 2006

menghabiskan ide

Empat puluh jam itu berasa seperti dua puluh tahun tertawa bersama, dan berjalan sempoyongan ditengah tinggi nya gedung-gedung sombong itu. Kulihat dua garis kecil itu terukir dalam langkah sempoyongmu, berusaha mengejar tegap deparan langkah-langkah yang kubuat, di design untuk beberapa susulan-susulan kecil dengan isapan asap-asap itu.
Tak berkedip ku nikmati ide-ide itu mengalir dari kepalamu ke kulit kecil di ujung jarimu itu, memetik lembaran-lembaran mata uang itu untuk sebuah sesalan kecil: aku menghabiskan banyak lembaran di hari ini; I have spent too much to day. Tak berkedip kunikmati dirimu mengalirkan keinginan-keinginan besarmu itu dalam sebuah istana mewah yang telah kuhuni berpuluh-puluh jam terakhir. Kunikmati mengikuti langkah kaki-kaki beratmu untuk sebuah ide-ide yang kupastikan akan cemerlang hasilnya. Kunikmati aroma-aroma kecil mu disela-sela mimpi-mimpi kecil mu untuk sebuah istana mu (kita) yang temporary.
Aku membiarkan diriku terlena dengan ekspresi-ekspresi jiwa mu yang membuatku terhunus dengan dua bola mata kecilmu yang selalu melihat jauh ke dalam diriku.
Kulihat kata setuju untuk sebuah istana kedepan kita yang kita rancang dengan pola kita sendiri dan tak bisa dihanyutkan oleh siapapun. Aku tak ingin membiarkan air-air ini keluar dari mata ku di depan mu meskipun sungguh tak terbendung lagi dengan rasa yang sangat besar.
Kulihat dirimu menarik nafas panjang untuk ke tidak seratus persenan atas sebuah lingkaran. Aku merasa terlalu dalam untuk menarik nafas didepan dirimu, untuk menarik diri dari kesalahan-kesalahan yang menyenangkan untuk kuperbuat. Ya, aku berkelahi dengan semua hal, marah dengan semua hal yang tak bisa aku berbuat apa-apa dengan itu kecuali hidup dengan semuanya.

Tak akan kuraih garis panjang di bibir ini jika pelajaran-pelajaran tentang hidup, cinta dan berbagi itu tak kamu toreh kan ke kepalaku. Aku harus mengecup mu, mengucap terima kasih untuk beberapa puluh jam bersama dirimu, berjalan berdua menikmati kedamaian dunia.

Sukumvhit Road Bangkok Soi 21, 13 Mei 2006, 07:35 pm.

Monday, May 08, 2006

huruf P

'aku tidak tahu apa akan terus berada disini atau tidak'
'aku tidak punya apa-apa lagi disini'
'mungkin aku tidak akan menandatangani perpanjangan kontark itu'
'kamu punya aku'
kamu menangis, terisak-isak,
'please. katakan beberapa hal buat saya'
'aku cinta kamu juga, saya hanya merasa tak berharga di depan kamu, kecil'
'aku cinta kamu, aku hanya tidak ingin sakit'
'kamu cantik, aku suka kulit kamu, mata kamu dan senyum kamu'
'kamu terlalu sehat buat saya'
'kamu terlalu baik buat saya'
'aku pernah addicted ke marijuana, exstacy, dan aku hidup dalam dunia itu'
'sekarang hidupku tak sehat'
'dan kamu sangat menyukai hidupmu, aku suka hidup kamu, cara kamu hidup'
'kamu tak tahu aku dan bagaimana aku hidup'
'kamu bisa melihat dan menilai hidupku tidak dari kertas-kertasku dan tulisan-tulisan elektronikku?'
'aku sangat cinta kamu, aku hanya takut sakit'
'aku harus menikah dengan orang dari klan ku sendiri'
'aku tahu kita tidak akan mungkin bersama'
'bagaimana jika aku merubah warga negara?'
'jangan mimpi'
'becanda'
'atau kita pindah saja ke nairobi?'

'aku akan loyal ke kamu'
'aku gila, tidur dengan banyak orang sudah'
'aku bobrok kan?'
'aku tidak berhak ke kamu'
'kamu tidak tahu aku'
'artinya kamu juga tidur dengan banyak orang?'
'iya, di hostel-hostel itu, kami tidur beramai-ramai'
'aduh, jangan keras-keras cubitnya'
'dasar kamu'

'aku sangat buruk'
'mungkin aku lebih baik mati saja'
'bagaimana jika malam ini aku mati?'
'apa kamu akan menangis jika aku mati'?
aku melihatmu dalam, dan menarik nafas panjang.

aku rasakan hangatnya pelukan kamu.
'aku akan faithful ke kamu', begitu bisikmu pelan.
aku mungkin akan selalu salah menempatkan 'cinta' itu.
'cinta mentolerir semua hal, mencari kesesuaian diantara perbedaan-perbedaan'
'please jangan katakan cinta'
'aku hanya ingin jujur sama diriku, dan tak mengharapkan apa-apa'
'aku juga cinta kamu'

'aku ingin ke negara mu, menikmati cafe-cafe yang pernah aku datangi'
'kamu akan pergi bersamaku'
'kapan?

'kamu terlihat good hari ini'
'selalu'
'wajahmu berseri meskipun tadi malam tak tidur'

'aku akan faithful ke kamu, jika kamu mau menerima aku'
'ah, kamu terlalu baik mau menerima diriku dan cerita-cerita laluku'
'kenapa kamu mencintai aku?'
'kamu bisa mendapatkan yang jauh lebih baik dari aku. di negaramu, disini, dan dimanapun, aku yakin itu'


aku menarik nafas panjang.
dasar pelacur!

buat malam-malam bangkok kita, 08 mei 2006. 04;47 pm.

Sunday, May 07, 2006

Pantai Matara




Pantai-pantai itu masih menundukkan kepalanya, jika dia punya kepala.
Aku bisa merasakan kata-kata maaf dalam bentuk deburan ombak yang menggulung-gulung, membawa pasir-pasir, lanau-lanau dan lempung-lempung itu.
Pun, aku bias melihat partikel-partikel kecil membawa alunan suara-suara jeritan manusia-manusia yang telah menjadi pahlawan alam, buat sebuah awareness umat berikutnya.
Dengan gulungan indahmu, kamu memberikan wacana ke penikmatmu, sekaligus memberi kenyamanan dan kesejukan buat orang-orang yang menggantungkan hidupnya kepadamu.

Aku bisa melihat kesungguhan orang-orang itu terhadap gulungan-gulungan mu. Pun, peringatan-peringatan masih mereka abaikan, demi menunjukkan cinta mereka?
Aku bias melihat gigi-gigi putih itu di tengah wajah-wajah panjang yang gelap dan tangan-tangan dan tulang tulang yang seperti besi, bertanya ke kamu: apa kamu masih kami bisa andalkan? ditengah keputusasaan dan di tengah harapan yang terus ada, dari mereka-mereka yang lain.
Aku belajar proses membagi dan dibagi, proses bersabar dan berbuah, dan proses mencintai dan memberikan, cinta orang-orang kepada alam dan beri-an alam kepada orang-orang, yang mungkin salah atau keliru dalam praktis secara scientific.

Dan aku masih bisa mendengar kamu berbisik keras jangan rusak pohon-pohon bakau ku, jangan ambil pasir-pasir tinggiku itu buat resort-resort berbintang, yang mungkin nanti akan berubah menjadi resort berbulan; bulan pun dibawa nya bersama.
Aku berbisik kepada diriku sendiri: karena manusia serakah, dan itu sudah menjadi default, mungkin sudah menjadi sistem yang kekal.

Matara, pantai selatan Sri Lanka
02 Mei 2006, 07:27 AM

benaman bulat

Aku akan bisa membedakan suara ombak dan suara angin itu andai bisikan-bisikan mu di malam-malam itu tak berada di kedua sisi telingaku. Aku akan bisa merasakan bau air garam itu di kulit ku, jikalau bau zat-zat kimia yang melekat di tubuhmu tak berada di hidungku ini, selalu. Aku akan bisa melihat jauh kedepan pantai itu, jauh di tengah-tengah merahnya bulatan benaman matahari itu, jika lonjong wajahmu, kecil matamu dan putih kulitmu itu tidak menghalangi pandangan mataku, meskipun secara absurd.

Aku membawa bayangan dirimu di selatan benua ini, dan mengharapkan diriku kembali berada di gemerlapnya malam berbintang itu di tinggi bangunan mewahmu itu, melihatmu berfikir tentang hidupmu dan sedikit komponen tentang hidupku atau hidup kita. Aku menyerah dengan gengsi-gengsi dan dengan waktu-waktu yang tak sanggup aku bunuh untuk bisa membedakan suara ombak dan angin, untuk bisa merasakan bau air garam di kulitku dan untuk bisa melihat jauh kedepan pantai itu, jauh ditengah-tengah merahnya bulatan benaman matahari itu. Seperti lonjongan putih di tengah bulatan merah kuning di tengah pergantian sore itu, senyum yang tak bisa ku deskripsikan itu selalu ada di setiap warna bulatan itu, bulatan sinar yang selalu menyinari hari-hari, membunuh malam-malam dan merasakan indahnya petang di bawah benamannya.

Aku melihatmu di sunset ini.
Pantai selatan Sri Lanka, 03 Mei 2006, 07:27 pm.

West Coast of Sri Lanka




Driving four hours from Colombo to Matara, along the west coast of Sri Lanka did not make me tired, neither make me bored. I could only see beaches, resorts, coconut trees, of course coastal residential areas which are one package with the sand, wave, sea and hazard. Being affected by the 2004 Tsunami, a lot of construction and rehabilitation works can be seen along the way: from Italian government, from American people, from Bangladesh's biggest NGO to local Sri Lankans.
Here you can click for more pictures

Monday, May 01, 2006

Colombo




Colombo is apparently derived from Sinhala name Kola-amba-thota which means "harbour with leafy mango trees". (It has been pointed out by Julius de Lanerolle, in an article in the Journal of the Ceylon Branch of the Royal Asiatic Society, that the first part of this compound, "Kolamba" is a Sinhala word meaning port, ferry, harbour or haven.) Ibn Batuta in the 14th Century referred to it as Kalanpu.
The name was altered by the Portuguese to honour Christopher Columbus.

I stepped my feet in Colombo on 1 May, and some images are here to see.