Tuesday, August 08, 2006

delapan

satu tahun lagi, angka delapan itu akan benar-benar memiliki makna. delapan di hari ini, di tahun kedepan. aku masih ingat rinai hujan itu, dan tatapan orang-orang terhadap langkah-langkah yang kita buat, dan kencan singkat itu berjalan sukses, menandai angka delapan sebagai awal dari sebuah nomor yang berakhir ternyata di bukan angka delapan, di angka sebelumnya.
angka delapan pun, ternyata masih melekat di hari mu, dengan tambahan angka satu didepannya, dua angka yang menjadi nomormu. ya, delapanbelas, masih ada angka delapannya.

berada di angka delapan seperti sekarang membuat ku melihat lihat lagi nomor-nomor yang telah dan akan aku lalui. Aku sedikit memiliki trauma dengan angka delapan ini, dan angka transisi dengan angka setelahnya. Iya, masa transisi dua nomor itu telah membuat ku merasa seorang yang telah jadi dan telah siap, masa transisi yang membawa dua dunia menjadi satu, di sebuah masa transisi antara dua angka: delapan dan sembilan.

aku masih ingat deru ombak itu, tanpa rinai hujan dan tanpa angin yang menderu-deru. Aku masih ingat senyum dan sesal yang tak akan pernah keluar dari peluh-peluh yang kita keluarkan, tanpa rinai hujan dan tanpa angin.
di angka delapan, aku masih merangkak menuju angka delapan yang lain, dan berharap sebuah angka yang akan tertulis dalam kertas yang berwarna hijau, coklat, biru, entahlah; yang jelas bukan merah. aku ingin angka itu tertulis dalam sebuah kertas yang megah, tak semegah perasaan gundah yang muncul di angka delapan di hari ini.

delapan tahun, delapan bulan, hanya sebuah satuan waktu. aku akan terus merangkak dengan angka-angka yang tak akan bermakna itu, entahlah.

pathumthani, 08 agustus 2006, 09:10 am.