Sunday, June 26, 2005

pohon tinggi

Ingin ku naik di pohon gaharu itu
'tinggi nggak pohonnya?', Tanya dia cantik
'Tinggi, rendah, yah tergantung'
'kalau rendah, saya ogah', malas-malasan ku menjawab.

'Damai sekali diatas pohon tinggi ini' kuberkata dengan senyum
Kulihat mereka dibawah sana menengadah keatas,
melambai-lambai kepada ku, mengacungkan jempol.
'isap saja jempolmu!', kata temanku diatas pohon ini kasar.
--tapi suara kasarnya tidak terdengar dari bawah--

Kulihat bidadari cantik menghampiri dari pucuk pohon sebelah,
'Kutetap lebih tinggi dari pohon bidadari itu'

Tiga hari, tidak kurasakan damai lagi di atas pohon gaharu itu
Kuingin turun dan segera kepasar, kelaparan aku diatas sana.
Lalu aku membuat orang tua itu membuat tulisan gaharu terlarang
Orang-orang takut mendekat, ujarku bangga.
Sampai sekarang, rumah pohonku tetap bertengger disana.

'berapa?', kata orang kaya menawar pohon gaharu-ku.
Tak kujual dengan uang.
'kamu mau mengganti dengan kepuasan?', 'macam mana?'
Lalu orang tua menyebutkan kekayaan demi kekayaan yang dia miliki
'wow, ujarku hampir terlena'

Itu dulu, kupertahankan rumah pohon ku dengan gigih,
Tak akan kujual rumahku, atau tidak akan kuganti dengan apapun.

'Sekarang beda', kata tuan tanah kaya yang membeli pohonku,
Jauh lebih mahal dari patokan harga duluku!


buat pohon mahal: sembunyi!
June 26, 2005

0 Comments:

Post a Comment

<< Home