Saturday, June 11, 2005

Tertawa Bohong

Kemana tawa itu, ditelan kebohongan ditengah tawa
Langkah kaki bercerita dengan cerita luar dengan tawa
Pincang kaki ditindih tawa luar, ditutup dengan kebohongan
Peluh tawa berisi kebohongan, tertutup dengan keterbukaan

Tanyakan alasan tawa buat orang, buat eksistensi, buat kebohongan
Tanyakan buat apa “berapa” itu, buat kebohongan
Tertawa lalu bertanya dan sesal setelah: kenapa kebohongan?
Problem jika tak tertawa? Atau tertawa terbahak dan menggema, mengganggu?

Asing, janggal. Tertawa itu akan ganjal. Tidak akan diterima oleh orang.
Even datang dan mengemis dengan pertanyaan dasar,
Sebuah protes dari suatu cerita, dari penerima, tak berdaya.
Ha ha ha yang akan menjawab semuanya, lalu akan duduk diam, tak berdaya,
dan mulai lagi tertawa perih penuh kebohongan,
dan jalan-jalan penih cinta yang palsu.
Bukan ahli palsu, ahli bohong, we name it, tetapi ahli tutup cerita (sambil bohong)

Tak akan punya daya, tak akan punya jawab.
Kan jawabannya telah jelas?
Butuh pagar hijau untuk menahan sakit, derita dan ketakstabilan mental.
Problem jika menganga depan semua orang?
(atau membuat orang menganga, tercengang)

Tak akan kupersilahkan mereka melihat lidahku,
Biar aku rasa lidah ini sendiri, sampai norma itu berubah total, atau kembali ke rules yang dulu.
Tidak, buat ulang saja!
Iya, buat lagi, dan tata dari awal bersama-sama, dengan modal rata.
Tak akan ada bisik dan ha ha ha.


Buat hidup, kamu buat saya hahaha.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home