Friday, November 04, 2005

tidak rata

Tiba-tiba saja teringat akan hal itu. Tidak beberapa lama yang lalu, bisa juga dikatakan lama. Prosesnya beda, tantangannya juga beda.
Sama sekali tidak sama seperti dengan suasana lebaran ini, kali ini. Sepertinya yang dulu tidak ada yang berubah, kecuali jenis pakaian yang dikenakan dan kendaraan yang membawa kemana-mana. Kecuali juga dengan orang-orang yang ada dalam suasana ini. Ada yang pergi, memang sudah tidak ada, dan ada juga yang baru ada, dan ada juga yang di penjara. Orang-orang bilang kasihan, tapi buat apa? biar aja. Toh dia pernah HIDUP ENAK di hotel mewah dan belanja belinji di wow Singapore, sementara pekerjaan konstruksi nya ditinggalkan tidak selesai di suatu daerah kecil di sana. Kasihan sekali orang-orang yang berhubungan dengan tender itu. Menyogok sana sini, kiri kanan, atas bawah, depan belakang. Sampai di penjara, tetap saja menyogok. Menyogok preman sel, penjaga sel sampai kepala sipir, supaya aman di sel dan penjagaan buat dia super ketat, juga supaya makanan yang dia makan di penjara tidak sama sekali berbeda dengan makanan di rumah nya; semuanya ada. Sementara yang lain, yah siapa suruh miskin, gak bisa beli makanan. Tetap saja ketidakadilan atau ketidakmerataan ada, bahkan di level penjara pun.
Ada juga pengedar narkoba. Loyalitas sesama teman tetap ada, ditengah meriahnya suasana, tetap memikirkan bagaimana berkunjung ke penjara. Kali ini menurutku rata-rata saja. Kenapa rata? karena dia orang miskin, sehingga makanan yang dimakan sama saja dengan makanan standard penjara. Yang bodoh, perasaan untuk mengkasihani kenapa mendekam dipenjara. Ya, jelas-jelas salah: mengedarkan narkoba dan menjadi kaya dengan itu. Kenapa mesti dikasihani? Biarkan saja.
Acuan-acuan seperti itu bermain di hari ini, dan kemarin. Tentu ditambah dengan tugas dan pikiran pikiran untuk kedepan, dan bagaimana membangun apa yang perlu dibangun, mengejar apa yang perlu dikejar dan meninggalkan apa yang perlu ditinggalkan. terakhir, membahagiakan orang-orang yang perlu. Perlukah tindakan-tindakan seperti film katalog Mother Theresa di India yang ditonton? Level nya beda, man. Masih dalam level berfikir. Ah, terlalu banyak yang dipikirkan, dan gak rata. Gak bisa fokus.

Sudut kamar, 08:20 AM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home