Tuesday, December 06, 2005

Cinta gitu loh

Seandainya bisa dikabulkan, saya ingin memperpanjang waktu-waktu itu, di tempat itu atau di tempat manapun. Tak peduli hujan, angin, matahari (asal jangan badai saja) yang penting bisa makan malam dengan kamu, setiap hari dan berbicara tentang hari ini, tentang susulan-susulan yang akan kamu lakukan (buat saya kan?).
Kerumunan lalatpun, ah..masa bodoh. Yang penting saya bisa melihat bola matamu dan kuping kecilmu dan beberapa mutiara yang kamu bawa terus (pamer nih?).
Tak perlu bulan madu ke Swiss, ke Hanoi pun oke lah. Danau Toba juga indah, berikut pulau Samosirnya. Nanti kita bertemu di Polonia saja, atau sekalian di Grand Central Stasiun. Atau mau di Depok saja? atau di Termini. Gak nyambung yah?
Tidak perlu apartement mewah. Rumah kecil type 36 pun, boleh lah, yang penting dihiasi dengan foto-foto kamu di Jakarta sana. Norak banget sih foto di Monas? hehehe.
Kamar kos kecilpun, tak apa lah. Toh tiap weekend kita nginep di hotel juga kan? Dan tiap hari kamu sibuk mengurusi anak di rumah eyang dan saya pergi kerja membanting tulang mencari nafkah. Lalu fungsi kamar kos tadi apa dong? hehehe.

Saya suka mata kamu dan senyum kamu, dan cara kamu berbicara. Katanya kamu cerewet juga yah? itu menurut teman-teman mu loh. Kamu gak tau kan, kalau saya tahu banyak informasi tentang kamu? cinta gitu loh. masa' gak tau sih? Iya, kalau ditanya, saya akan meminta foto yang kamu perlihatkan itu, untuk disimpan di dompet. Dan nanti, saya sengaja meninggalkan dompet saya (seakan-akan tercecer) di tempat teman-teman saya ngumpul (terlebih dahulu saya ambil kartu-kartu pentingnya). pasti teman-teman saya akan melihat-lihat isi dompet saya dan menemukan foto kamu disana. Mereka-mereka pasti akan menyebarkan gosip: saya punya pacar baru lagi, hahahaha. Belum tau dia.

Kamu apa kabar disana? kangen Indonesia ndak? ayo lah pulang, lalu nyusul saya. Kita buat hidup baru disana. Kamu beberapa hari yang lalu sms saya kan? mau nyusul. Tapi hati-hati, harus menahan diri, gak bisa hidup bareng, nanti digosipin tetangga. Ah, siapa peduli? toh kita cuman bercerita saja kan, dan merencanakan masa depan kita. Terlalu jauh yah, seperti jauhnya kamu. Tapi jauhpun gak masalah toh? cinta gitu loh.

besok kamu wisuda. Saya tahu kamu tidak akan memakai pakaian yang ribet atau kebaya Jawa atau kebaya Sunda apalagi baju bodo Sulawesi Selatan. Saya cuma berharap mendampingi kamu di acara wisuda itu. Bapak ibu gak ada disana kan? biarkanlah saya jadi pendamping wisudamu. Virtual juga gak papa. yang penting janji, niatkan dalam hati: saya menjadi pendamping wisudamu, mengalahkan semua orang yang ingin memiliki status itu di hari peresmianmu menjadi seorang sarjana baru.

Salam buat mbakmu dan mbok ijah.

06 Desember 2005
7:20 PM, mengenang kota itu

1 Comments:

Blogger tukangpot said...

who's the lucky girl? *wink2

11:42 PM

 

Post a Comment

<< Home