Monday, January 23, 2006

pernikahan (dini)

ucapan itu masih terngiang di benak ku, kawan, dua belas tahun padahal sudah berlalu. 'di usia tiga puluh tahun saya akan menikah dan memiliki keluarga yang bahagia, ditemani suami yang sabar dan bertanggung jawab, sepanjang hari'.
pagi ini kamu menyapaku di pagi hari buta, bertanya 'berapa umurmu sekarang', dan kujawab dengan candaan seperti biasa (dan menurutmu saya selalu menjawab pertanyaan-pertanyaanmu dengan candaan yang susah ditebak arahnya kemana, hahaha) 'dua puluh enam tahun'. 'apa? kamu bohong!'. yah jelas saja, umur kita tidak jauh berbeda, kita di kelas yang sama di sekolah yang sama, so umur kita gak jauh beda lah.

'aku hamil hy', sama bule amerika yang kubilang charming dan bertanggung jawab itu'. 'Iya, dia bertanggung jawab kok, dan mau menikahi saya sekarang ini'. 'Saya lagi di Singapur sekarang, mau transit dua hari sebelum ke Indonesia untuk melangsungkan semuanya'. Bruk!, ambruk lah saya. Salah satu simpanan buat jadi istri akan lepas. Konyol memang mengharapkan guyonan-guyonan itu menjadi nyata, seperti kenyataan di obrolan-obrolan kita di yahoo messenger, sepanjang hari.
Dalam hatiku, ternyata kamu ternyata tidak bisa tegas sama dirimu sendiri. Dinginnya Paris bagus buat bercinta, dan guyonan iyu benar-benar terjadi. Sekali lepas, lepas lah semuanya. Hahaha, guyonan-guyonan sex mu ternyata benar-benar nyata adanya sekarang.

Yah, selamat, selamat. menghadiri? nanti dulu, tidak bisa janji!. Ngapain juga?
Akhirnya kamu menikah, di usia yang belum pantas buat kamu (hah?). Pernikahan dini kumenyebutnya, dengan perut yang sudah berisi. Kamu seperti anak-anak sophomore, hari gini masih kecolongan? hahahaha. Ingat cerita tentang jaman dimana internet sudah masuk ke desa-desa, pacarmu masih hamil juga? hahaha. Nah lo, sekarang kamu!. Siapa lagi nanti?

Huh!

pikiran siang Buat kamu, dan teman-teman gadisku.
bkk 12120, 23 januari 2006, 01:57 pm

0 Comments:

Post a Comment

<< Home