Monday, April 24, 2006

pelajaran terberat

aku bisa membabat pria-pria berkumis dan berjenggot itu dalam hitungan enam puluh menit, karena waktu yang memang sebegitu menit. Tatapan yang biasa menjadi luar biasa, kurubah dalam waktu beberapa menit, setelah berbusa beberapa saat memperlihatkan atau merefresh begini caranya berfikir. Betapa kekuatan itu ada disana, begitu kuat dan begitu besar, mengalahkan dan melupakan ketakutan lima belas hari sebelum hari pertempuran itu ada. Hidup dan tidurku berhantu perjuangan itu, perjuangan dimana aku terlalu dini untuk diturunkan, begitu menurutku. Too early for such battles. Bagaikan memetik buah, aku bisa berguman you are only human, and I am a human being too maka aku bisa berbicara akan hal-hal yang aku pasti tahu, asalkan keyakinan itu ada didalam sini, di dalam hati (atau hal-hal yang ku tidur bersama-nya, selama kurang lebih lima belas hari berturut-turut).

aku bisa tersenyum dengan kerlingan mata, dengan gelas-gelas permata kecil yang melekat di kedua bulat coklatku, mengenang semua jalan-jalan kecil yang berair besar dan deras untuk sebuah ilmu pengetahuan dengan kantong kecil yang sangat ingin kugantikan dengan kantong besar yang baru dan mentereng, untuk sebuah modernisasi berbahasa dan untuk semua panen-panen pelajaran yang mungkin telah kulakukan dan akan terus kulakukan, as I always wish.
dan aku bisa tertidur puas diatas tinggi itu, dengan putihan-putihan yang seakan melayang diluar sana, membawa angan ke masa-masa putih dan hitam, gelap dan terang, dan berakhir dengan tutupan mata penuh dengan mimpi dan wishes, hirupan nafas yang dalam buat kehidupan diriku, dan kehidupan diluar sana, dengan senyum ke diri sendiri dan orang-orang yang senantiasa memberikan dukungan kecil, yang sangat berarti besar bagi panen-panen senyum dan panen-panen pelajaran dan hal-hal baru.

aku bisa dengan tenang menunggu perjalanan tinggi enam hari kedepan, membayangkan memeluk benda kecil perak ku yang setiap saat kukeluarkan buat semua momentum di tempat baru. Buat apa? buat anak-anak cucuku nanti, tua renta bercerita tentang perjalanan masa muda, dewasa, dan tua, yang selalu bernuansa muda; karena kubuat jiwaku menjadi muda dan selalu ber-roh kan muda.
aku bisa mengatakan kurang dan tidak untuk sebuat template pendidikan non formal yang kuanggap kurang tepat dan kurang berarah, yang dibuat dan dipakai selama bertahun-tahun di berbagai penjuru negeri sini dan negeri orang. aku tidur dengan semua teori-teori yang kupaksa masuk ke dalam kepala ku ini, makan dengan teori-teori itu, dan berhayal dalam bus ber AC dengan teori-teori itu; untuk menguatkan diriku dalam pertempuran-pertempuran, yang selalu kuharap kemenangan dan kepuasan, dan mengulangi kerlingan-kerlingan mata di perjalanan tinggi menuju pulang ke rumah, to home.

aku ternyata lemah. menunggu mu untuk besok pun telah membuatku membatu dengan semua teori-teori yang harus kumakan itu. aku kumpulkan semua kekuatan untuk berdiri sendiri selama lima belas hari, dan semuanya hilang, dan kembali ku terduduk tak berdaya setelah mendengar suara maaf mu.
'aku akan kembali friday, not tomorrow'
'saya tidak tahu, saya harus menandatangani beberapa memorandum of understanding buat bisnis keluarga'
'ingat, aku disekolahkan di sekolah bisnis mahal itu?'
'ini konsekuensinya'

plak!

aku ingin berada di tinggi itu: jauh dan lama bersama dengan putihan-putihan itu, diatas sana, jauh dan lama dan aku harus tidak rindu kamu.

dibawah pohon kuning, 24 April 2006, 05:52 pm.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home