Wednesday, May 24, 2006

berganti musim

teriak-teriak dan protes pun, tak akan pernah bisa merontokkan daun-daun kuning yang sedang lemah tertancap di ranting-ranting itu, pun tak akan pernah bisa merubah warna kuning menjadi hijau kembali, dan pun tak akan pernah bisa merubah akar-akar pohon itu menjadi serabut dari tidak serabut, atau dari tidak serabut menjadi serabut, seperti serabut nya teriakan-teriakan semu yang tak pernah terlontar, atau terlontar namun pental, tak ada guna. terduduk lemah dibawah pohon itu, memandangi lemahnya daun-daun kuning yang tak semangat untuk tertancap, atau tak semangat untuk jatuh, pasrah, lemah, memandangi ketidakserabutan dari suatu sistem yang sudah serabut by default, melihat dan hanya melihat, berjalan diatasnya. aku teriak dan protes, namun serabut tetap akan menjadi serabut, kuning tak akan pernah berubah menjadi hijau jikalau musim tak habis atau jika hidup di musim yang baru.

musim semu yang tak berhenti bersemi, bangkok 24 mei 2006, 10:04 am.

3 Comments:

Blogger FLaW said...

lu emang da maste of the game of da words, as you call it. hehehe...tapi gue ngerti lo permainan kata2 elu (*wink*).
musim semu yang tak berhenti bersemi. uhuuyy.....hang in there, baby...:)

11:10 AM

 
Blogger ime' said...

lagi mellow, hy?

kayak aa aja, travelling :P

miss being one of those backpackers, who'll go here and there, bring one of those Indonesian surviving tools... rice-cooker :P

12:32 PM

 
Blogger ana said...

aaaaah...gak gitu2 amat lah, Muhy....'default' punya saya sering bisa diganti kok "set as default?" (gitu nanyanya), tergantung yg mana paling gencar tawarin 'model'nya aja...:p dan bisa jadi 'placur' kamu itu dulunya berdefault 'pria' lho...ekekkekek...
gimana? musim semi ini ternyata memang tidak berhenti dinginnya...defaultnya ternyata diciptakan gampang menyesuaikan diri ya?:)

10:35 PM

 

Post a Comment

<< Home