Friday, May 19, 2006

mengganggu sistem

awang-awang terus berjalan mendekat, menjauh, berdiri, duduk, dan tidur denganku dibalik semua kain-kain yang melekat dan diberi bau oleh tubuh coklatku yang tak akan pernah bisa berhenti mencela, menghela, menarik nafas panjang, meludah, mengutuk, dan menangis karena sebuah tinggi yang tak bisa dipendekkan oleh tangan, kaki, palu, bomb, kecuali mata, hati dan perasaan yang tak akan pernah bisa berhenti bergolak, mengutuk, dan menjauh dari damai akhir yang terus dipertanyakan, diragukan, dan diganti oleh sebuah temporaritas yang sederhana, mengikat, dan terus menguat dan menjauh dari sebuah damai akhir yang tak akan pernah muncul dengan sendirinya tapi dengan kekuatan yang sulit dikumpulkan dari dalam hati, otak, jantung, dan dialirkan didalam merah darah yang tak akan pernah berwarna merah, putih, dan biru seperti warna-warna awang-awang yang terus mendera di dua benua dengan tiga warna identik: merah, putih, biru sebiru dinginnya hati yang terus menolak kedamaian sementara dunia digantikan oleh temporaritas yang tak akan pernah berhenti dikumandangkan dan putih seperti kemauan keras untuk ber-kembali berwarna putih untuk memulai semua hal dengan warna baru yang akan mengganti warna putih itu, tidak dengan merah, tidak dengan biru, tidak dengan warna-warna awang-awang yang tak akan pernah berhenti menderu-dera dan berkicau-kicau, mengganggu pikiran dan hati, membangun dan merusak semua sistem.

berwarna aku di pathumthani, 19 mei 2006, 01:40 pm

0 Comments:

Post a Comment

<< Home