Wednesday, July 05, 2006

berubah bau

Sebenarnya pestol air itu ukurannya kecil, gak kecil-kecil amat tapi gak juga mentereng alias gak juga berwarna warni. Warna nya cuma satu, putih; sebuah warna yang aneh buat pestol air. Anak kecil itu merasa diatas angin, tak seorang pun musuh-musuh nya bisa menembus baju nya yang gombrang itu, dengan pestol air manapun. Bahkan, pistol aer mahal punya tetangganya yang kaya itu, yang dibelinya di Hongkong tak bisa menembus baju nya, alias begitu jagonya anak kecil yang kecil itu berkelebat dan menghindar dari air-air yang menyerang tubuhnya.

Aku masih ingat anak kecil itu, memelukku sambil menggenggam pistol kertas buatanku. Aku masih ingat bisikan anak kecil itu di telingaku, 'kok air nya tak keluar waktu kutembakkan? ini pasti pestol air murahan'.

Sungguh aku tak ingin anak kecil itu kehilangan ingatan, kehilangan semuanya dalam hidupnya. Aku ingin melihat sinaran-sinaran panjang dari kedua bola matanya yang bulat, dan terus berujar 'aku ingin ini, aku ingin itu, aku ingin itu' dan terus mengeluh tentang hidup karena ketidakpunyaan. Aku ingin terus mengembangkan mimpi-mimpi itu di kepalanya, dan mengajaknya melawan arus dalam hidup: bahwa semuanya berawal dari angka kosong, dari keterpurukan dan dari kemiskinan-kemiskinan versi orang banyak.

Aku tak lagi melihat pestol air dalam genggamannya. Aku melihat aliran-aliran air dalam sebuah selang plastik yang panjang. Aku tidak tahu apakah memilih melihatnya dengan selang-selang itu atau memilih melihatnya dengan pikiran yang kacau, karena kebodohan karena kemiskinan.

Mungkin aku lebih baik jadi orang kaya yang diam di rumah besar itu, atau apartemen mewah itu, diam saja dan menikmati uang-uang hasil kerja keras, menjadi kaya saja.

Besok aku akan bermain pestol-pestol air dengan teman-temanmu. Aku mungkin akan menangis untuk kamu. Tenang yah, tenang, aku akan ada disini di meja ini, meneruskan panjang tatapan-tatapan matamu, berjuang buat diriku sendiri, buat kepuasan diriku sendiri; karena aku manusia, manusia yang egois dan serakah.

Kamu sudah berubah, tak lagi bau tanah, bau air, tapi bau obat-obatan.


Tatapan pagi di Phaholyothin, panjang kedepan, 05 Juli 2006, 09:36 am.

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

musim panas dimana2 sama...bau k***k

6:43 PM

 

Post a Comment

<< Home